[resensi] After the Wedding

Jumat, 17 Juni 2016



Judul            : After the Wedding
Penulis         : Kim Ji Oh
Penerjemah    : Dwita Rizki Nientyas
Penyunting    : Prisca Primasari
Penerbit        : Penerbit Qanita
Halaman        : 296
Tahun Terbit  : Cetakan I, April 2012
ISBN            : 978-602-9225-48-8
Harga           : IDR 39.000

Aku tidak tahu sejak kapan aku merasa sangat ketakutan ketika berada di dekatmu. Bukankah dulu kita menikah karena cinta? Tapi, kenapa perasaan yang sangat menggebu itu kini lenyap begitu saja? Sebegini menyakitkankah jika cinta menjadi sebuah rutinitas? Aku benar-benar tidak mengerti …
Dan di sinilah aku, mengasingkan diri di Pulau Jeju, semua demi menghindar darimu … Aku berharap embusan angina yang dingin, ombak yang bergelung di laut pasang, dan suasana yang hening dapat mengalihkan perhatianku dari kepedihan.
Tapi, hati memang tak bias dibohongi. Aku tetap merindukanmu, sekalipun kita terpisah begitu jauh. Dan sebagian kecil dari hatiku berharap untuk kembali, ke sisimu, ke kediaman kita.
Kuharap kau bahagia selalu. Jangan lupa makan yang teratur, gantilah tirai ruang tamu saat cuaca mulai dingin, dengarkan musik Aria yang menenangkan saat hatimu kalut. Dan ingat …
Nan eonjena neol saranghaeyo …

Istrimu, Min Jung


After the Wedding, ini adalah novel terjemahan Korea pertama yang saya baca beberapa tahun yang lalu, dan baru sempat saya buat resensinya sekarang. Novel yang mengisahkan tentang kehidupan dalam status pernikahan. Pertama kali membaca judulnya yang terbersit dalam pikiran saya “oh, bukan cerita remaja.” dan yess, saya langsung merasa klik dengan novel ini, dan penasaran seperti apa isi ceritanya.
Cerita diawali dengan menggambarkan rutinitas kehidupan berumahtangga seperti pada umumnya. Namun apa yang terjadi pada kehidupan berumahtangga kedua tokoh utama Yoo Min Jung – sang istri dan Lee Hyun Sung – sang suami ini sedikit berbeda. Berbagai perasaan dan perilaku yang tidak seharusnya muncul menjadikan berbagai konflik dan kesalahpahaman diantara mereka berdua. Penyebabnya tak lain karena sifat Hyun Sung yang tidak pernah bisa
mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, dan sifat Min Jung yang sedikit kekanakan.
Hal ini yang menjadikan novel ini menarik untuk terus dibaca. Emosi kita seperti dibawa ke dalam cerita ini ketika melihat keegoisan masing-masing tokoh utamanya. Dan dari novel ini saya menemukan banyak pelajaran hidup dalam berumahtangga. Termasuk diantaranya satu quote ini “Jika mereka memiliki keberanian untuk berbicara dan bukan untuk mengutarakan alas an maupun saling menyerang, berarti masih ada harapan untuk pasangan suami istri tersebut.” (hal.223)
Sebagai novel pertama yang ditulis oleh penulis, Kim Ji Oh sudah bisa menghadirkan cerita yang mampu membawa emosi pembacanya masuk ke dalam cerita. Sebagai sebuah novel terjemahan, gaya bahasa sudah lumayan dapat dipahami karena tidak banyak menggunakan kosakata bahasa aslinya.
Bagi yang tertarik dengan ceritanya, silahkan berburu novelnya (karena sudah jarang banget di pasaran, hehe..) Selamat penasaran.. \(^o^)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS